Webinar Ketahanan Pendidik Paud Di Masa Pandemi Covid-19 | HIMPAUDI DIY

Webinar Ketahanan Pendidik PAUD di Masa Pandemi Covid-19

  • Administrator
  • |
  • Mar 1, 2021

Yogyakarta (22/02/2021). HIMPAUDI Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan BP PAUD dan Dikmas Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan webinar Ketahanan Pendidik PAUD di Masa Pandemi Covid-19. Kegiatan ini diikuti oleh semua pengelola PAUD, pendidik PAUD, praktisi dan pemerhati PAUD Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, sekitar 587 peserta. 

Zamzami Ulwiyati Darojat, S.Ag., Ketua PW HIMPAUDI Daerah Istimewa Yogyakarta dalam sambutannya mengatakan, HIMPAUDI DIY akan selalu menjalin kerja sama dengan mitra dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD Daerah Istimewa Yogyakarta. Seluruh anggota HIMPAUDI akan belajar bersama sehingga ilmu akan bermanfaat. Webinar Ketahanan Pendidik PAUD di Masa Pandemi Covid-19 merupakan webinar pembuka kegiatan tahun 2021. Pendidik dan pengelola PAUD berusaha bertahan dalam situasi yang datang tiba-tiba. Tetap semangat menjadi praktisi PAUD dengan sebaik-baiknya dengan mengikuti kebijakan pemerintah. Mensikapi masalah bukan dengan keluhan tapi dengan kegiatan yang produktif untuk bertahan dan berkembang. 

Basri Hananta, M.Pd., Kepala Tata Usaha BP PAUD dan Dikmas DIY menyambut baik kegiatan webinar yang diselenggarakan atas inisiatif HIMPAUDI DIY. Kepada segenap pengurus HIMPAUDI DIY sebagai praktisi PAUD diharapkan mampu memberikan stimulasi pada anak usia emas secara optimal. Stimulasi dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Selama masa pandemi covid-19 belum diperbolehkan tatap muka dikarenakan lebih mengutamakan kesehatan. Pembelajaran daring sebagai pilihan terbaik dengan berbagai kreatifitas pendidik dan pengelola dalam merancang proses pembelajaran agar tetap berjalan. Berbagai permasalahan yang dihadapi pendidik dan pengelola terkait kompetensi kepribadian, profesional, sosial dan manajerial.

“Pengelola dan pendidik PAUD harus bisa memanfaatkan media di era revolusi industri 4.0, memanfaatkan perangkat digital secara bijaksana. Kemudian, memanfaatkan potensi lingkungan untuk tetap eksis dan berkembang, terutama untuk mendapatkan pemasukan alternatif sebagai pendapatan. Tidak lupa pula tetap menjalin kemitraan dengan lembaga pemerintah, pihak swasta, dan donatur”, papar Basri Hananta, M.Pd.

Asnan Iswadi, S.Pd.I., Kepala Kelompok Bermain Aisyiyah Nurul Ilmi Sleman, memaparkan upaya yang dilakukan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD untuk tetap bertahan, meliputi ketahanan fisik, dengan memberdayakan semua anggota keluarga untuk 

menggiatkan usaha keluarga dan menanam sayuran  di sawah. Ketahanan sosial dan psikologi 

dengan membangun komitmen keluarga, selalu berusaha menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif, dan ketahanan spiritual. Kemudian kondisi lingkungan sekolah harus kondusif, dengan mengatur jadwal  piket, menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan gotong royong.  Bertahan bersama guru di tengah kesulitan keuangan lembaga, Selalu memberikan motivasi pada guru , dan meyakinkan pada guru bahwa  di tengah kesulitan pasti akan segera ada kemudahan.

  Resiliensi atau daya lentur merupakan kapasitas individu yang berkembang melalui proses belajar. Melalui berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam menghadapi situasi sulit. Individu terus belajar memperkuat diri sehingga mampu mengubah kondisi yang menekan dan tidak menyenangkan menjadi suatu kondisi yang wajar untuk diatasi. Namun demikian, seringkali ditemukan resiliensi manusia dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup kurang optimal. Manusia lebih memilih menyerah pada keadaan atau bahkan mengalami berbagai gangguan baik dalam kemampuan sosial, mental ataupun fisik. Mereka tidak mampu menjaga keseimbangan dalam menghadapi tekanan yang kuat.

  “Meningkatkan resiliensi adalah tugas yang penting karena hal ini dapat memberikan pengalaman bagi manusia dalam menghadapi  tantangan  dan  kesulitan hidup. Dengan meningkatkan resiliensi, manusia dapat mengembangkan ketrampilan hidup seperti bagaimana berkomunikasi, kemampuan yang realistik dalam membuat rencana hidup dan mampu mengambil langkah yang tepat”, .papar Nur Cholimah, M.Pd., Dosen UNY. (SRW)