Ratusan Guru PAUD DIY Ikuti Kelas Daring “Rumahku Adalah Sekolahku”

  • Administrator
  • |
  • Jul 22, 2020

Lebih dari 100 guru pendidikan anak usia dini (PAUD) se-DIY yang tergabung dalam Himpunan Pendidik dan Tenaga Pendidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) DIY mengikuti kelas daring bertemakan “Rumahku Adalah Sekolahku” pada Sabtu (18/7/2020).

Acara ini merupakan program kerja HIMPAUDI DIY untuk meningkatkan kapasitas para anggotanya.

Di masa pandemi, para pendidik PAUD mengalami permasalahan yang beragam, satu di antaranya adalah tidak semua orang tua siswa siap dan kooperatif dalam menyelenggarakan pembelajaran dari rumah untuk anak didik PAUD.

Narasumber hari itu, mantan Ketua Pengurus Wilayah HIMPAUDI DIY, Nur Cholimah menekankan bahwa keluarga adalah unit terkecil yang memiliki fungsi pertama dan utama.

Di dalamnya, orang tua memiliki peran penting dalam mencontohkan, kemudian menumbuhkan perilaku moral pada anak mereka.

“Keluarga memiliki fungsi agama, biologis, ekonomi, kasih sayang, perlindungan, pendidikan, sosialisasi, dan rekreasi,” ujar Nur Cholimah dalam kelas daring tersebut.

Ia menuturkan, sebuah penelitian yang dilakukan pada 523 orang tua menyebutkan ada tiga hambatan yang dialami orang tua dalam pengasuhan anak di rumah.

Pertama, permasalahan pada anak itu sendiri yang memiliki porsi 44 persen, semisal susah diatur, membantah, dan kurang sabar.

Selanjutnya, permasalahan orang tua yang menduduki porsi 29 persen, seperti keterbatasan waktu, pengetahuan minim, cara menyampaikan pada anak, tidak tega pada anak, membutuhkan buku panduan, dan kurang sabar.

Ketiga adalah permasalahan lingkungan yang memiliki porsi 24 persen, beberapa di antaranya ialah lingkungan luar, pola asuh kakek dan nenek, TV, serta HP.

Kandidat doktor bidang PAUD dari Universitas Negeri Yogyakarta itu menambahkan, dalam fungsi pengasuhan yang dijalankan orang tua, pengembangan karakter adalah hal yang tidak mudah.

“Pengembangan karakter misalnya tanggung jawab sosial yang positif, komitmen moral, disiplin diri, pengaturan pikiran dan kehendak. Yang tidak mudah pengembangan karakter ini karena kita dulu yang harus mengembangkan karakter. Sesungguhnya semua berbalik kepada orang tua,” paparnya.

Ideal Antara Merespons dan Mengendalikan Anak

Dalam 24 jam bersama anak, lanjut Nur, sesungguhnya hanya ada dua yang dilakukan orang tua, yaitu merespons dan mengendalikan anak.

Menurutnya, jika orang tua banyak mengendalikan dibanding merespons, akan memunculkan pola pengasuhan otoriter.

Sebaliknya, jika hanya respons saja, anak-anak akan menjadi orang yang permisif.

“Respons itu misalnya anak meminta apa lalu kita berikan. Kalau mengendalikan contohnya kita melarang anak menonton TV terlalu dekat. Idealnya keduanya ini kita tempuh,” tandasnya.

Nur menyimpulkan, ada lima hal yang perlu dipahami untuk membangun suasana menjadi ‘rumahku sekolahku’.

Di antaranya, memahami keluarga adalah tempat utama dan pertama, membangun mind set pendidikan belajar, memahami cara otak anak belajar, literasi sejak dini, dan memahami mindful parenting. (TRIBUNJOGJA.COM)

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Ratusan Guru PAUD DIY Ikuti Kelas Daring “Rumahku Adalah Sekolahku”, Link berita : Ratusan Guru PAUD DIY Ikuti Kelas Daring “Rumahku Adalah Sekolahku”

Penulis: Maruti Asmaul Husna

Editor: Gaya Lufityanti

banner___himpaudi-diy__5f17e10796c38__80.jpg
Guru PAUD Hadapi Permasalahan Kompleks Selama Pandemi, Orang Tua Tak Siap Hadapi Pembelajaran Daring
banner___himpaudi-diy__60af302e8e106__80.jpg
Dongeng dan Celoteh Anak Usia Dini Bersama PW HIMPAUDI Daerah Istimewa Yogyakarta di HIMPAUDI TV
banner___himpaudidiy__6180e46e412d7__80.jpg
KUNJUNGAN HIMPAUDI BANGKA TENGAH KE PD HIMPAUDI KOTA YOGYAKARTA
banner___himpaudi-diy__604eff512d3ac__80.jpg
ORIENTASI KEPEMIMPINAN (ORPIN) HIMPAUDI DIY ANGKATAN I